“Kami memandang penting peran generasi muda dalam memperkuat
hubungan Indonesia-Belanda. Dan kami bangga semakin banyak generasi muda
Belanda ikut mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia, termasuk melalui
kegiatan ini”. Demikian petikan kata sambutan dari KUAI RI Den Haag, Ibnu
Wahyutomo, dalam acara malam pemilihan Grand Finale Ms/Mr. Indonesisch
2016 yang diselenggarakan oleh Yayasan
Anak Belajar (YAB), -Mutiflex Management BV bekerjasama dengan Yayasan
Nusantara dan KBRI Den Haag. Acara yang
dihadiri oleh lebih dari 750 pengunjung tersebut digelar di TMC Party Centrum
Almere pada Sabtu, 6 Februari 2016.
Pada bagian lain pidatonya, KUAI RI Den Haag juga menyampaikan
apresiasi kepada Yayasan Anak Belajar yang cukup aktif menyelenggarakan
kegiatan pemilihan Ms/Mr. Indonesisch. Diharapkan melalui kegiatan sejenis,
generasi muda Belanda semakin mengenal dan mencintai Indonesia. Di bagian akhir
sambutannya, KUAI RI juga menyampaikan kesiapan KBRI Den Haag untuk bekerjasama
dengan berbagai pihak dalam kegiatan pembinaan generasi muda dan promosi
Indonesia di Belanda.
Malam Grand Finale Ms/Ms. Indonesisch 2016 diikuti oleh 20
peserta, terdiri dari 7 peserta putra dan 13 peserta putri. Para peserta adalah
peserta yang telah lolos babak pendahuluan yang telah diselenggarakan di Aula
Nusantara KBRI Den Haag pada 9 Januari 2016.
Pada malam Grand Finale, acara di buka dengan penampilan
koor ansamble peserta menyanyikan theme song kegiatan berjudul ‘’Sayange’’ yang
diciptakan oleh penyanyi Belanda keturunan Maluku, Johny Manuhutu. Selanjutnya,
masing-masing peserta menampilkan kemampuannya mengeksplorasi budaya Indonesia
melalui tari, keterampilan , olahraga/ beladiri serta presentasi mengenai
budaya dan pariwisata Indonesia. Para peserta juga unjuk kebolehan dalam
peragaan busana ‘’mode show’’. 6 (enam) orang juri dari KBRI, Yayasan Anak
Belajar, Yayasan Nusantara, pengamat mode, pengamat tari dan pengamat bakat
menguji kemampuan dan wawasan masing-masing peserta melalui berbagai
pertanyaan. Acara Grand Finale dipandu oleh Riana Westra (Ms. Indonesisch
2014/alumni peserta beasiswa BSBI) dan Ajeng Megiandini (Ms. Indonesisch 2010).
Pada akhir acara, terpilih sebagai Ms. Indonesisch 2016
adalah Tessa Wowor, dengan runner up Ayudiareka Bierboom dan pemenang ketiga
Brenda Blokker. Sementara itu, pemenang Mr. Indonesisch 2016 adalah Arthur
Stoker, dengan runner up Laurens Tan dan pemenang ketiga Jordy van den Berg.
KUAI RI Den Haag beserta Ibu Resti Wahyutomo berkesempatan
menyematkan selendang pemenang dan mahkota kepada Ms dan Mr. Indonesisch 2016.
Seluruh pemenang mendapatkan hadiah dari panitia dan sponsor serta piagam
penghargaan dari KBRI Den Haag. Untuk Ms. dan Mr. Indonesisch 2016 juga
mendapatkan hadiah utama berupa tiket pesawat Amsterdam-Jakarta pp.
Penampilan para peserta juga cukup memukau para pengunjung.
Tessa Wowor, misalnya, menyanyikan lagu ciptaannya sendiri untuk mengenang
saurdarinya yang telah meninggal dengan lantunan suara merdu dan menyentuh.
Demikian pula penampilan Arthur Stoker, musisi muda sebuah band remaja di
Belanda ini cukup percaya diri dengan petikan gitar dan lantunan lagunya.
Apresiasi para pengunjung juga diberikan kepada peserta lain khususnya pada
presentasi mengenai batik Indonesia, penampilan tari-tarian peserta diantaranya Jaipong Bajidor Kahot,
tarian Kalimantan dan tarian kombinasi Jawa-Bali.
Untuk memperkuat upaya promosi Indonesia pada kegiatan
tersebut, di sela rehat penilaian ditampilkan pula beberapa pertunjukan
diantaranya demosntrasi silat ‘’Tapak Suci Almere’’, tari-tarian dari beberapa
grup seni/tari yaitu Dwi Bumi, Nuansa Seni dan Bali Dance Art, musik Indo Rock
and Jazz, serta lainnya. Selain itu, terdapat beberapa booth/stand bazaar yang
menjual makanan Indonesia dan produk Indonesia.
Kegiatan Ms/Mr. Indonesisch adalah kegiatan tahunan semenjak
tahun 2010 dinisiasi oleh Yayasan YAB, dengan salah satu tujuan untuk promosi
Indonesia serta menjaring bakat generasi muda Belanda khususnya “generasi
keturunan Indonesia”. Lomba terbuka untuk umum bagi remaja berusia 16-28 tahun
dengan salah satu syarat utama memiliki keterkaitan dan kecintaan dengan budaya
Indonesia. Yayasan YAB juga memiliki kepedulian bagi peningkatan pendidikan di
Indonesia melalui pemberian bantuan kepada yayasan anak yatim (orphanage) dan
sekolah swasta di Indonesia.
KBRI Den Haag, Februari 2016