Gubernur
DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapatkan gelar kehormatan doktor honoris
causa dari University of Tasmania
(UTAS), Australia Selasa, 29 September 2015. Penganugerahan gelar kehormatan tersebut
diberikan langsung oleh Chancellor UTAS Dr. Michael Field AC BA (Hons) HonLLD
bertempat di Hobart Town Hall.
Gelar
tersebut diberikan berdasarkan penilaian UTAS atas komitmen dan kinerja Sri
Sultan Hamengku Buwono X sebagai pemimpin yang memiliki peranan penting dalam
perkembangan dan proses demokratisasi di Indonesia. Komiten ini terutama tercermin
dengan tergabungnya Sri Sultan di antara empat tokoh Deklarasi Ciganjur yang
menununtut untuk adanya Pemilu yang demokratis dan penghapusan dual fungsi ABRI
di tahun 1998.
UTAS
juga menilai Sri Sultan Hamengku Buwono X telah berjasa dalam melaksanakan
pembangunan sosial dan ekonomi di DIY dengan focus pada pembangunan knowledge based economy, yang bertumpu
pada pembangunan IPTEK, pertanian, pariwisata dan kebudayaan.
Sri
Sultan Hamengku Buwono X juga dianggap sebagai figure pemimpin non-partisan
yang secara aktif mempromosikan toleransi dan saling pengertian antar berbagai
idiologi, agama dan budaya.
“Sri
Sultan Hamengku Buwono X telah berjasa dalam memberikan pencerahan dan menanamkan
budaya kesetaraan baik dalam kapasitasnya sebagai anggota Majelis Wali Amanat
Universitas Gadjah Mada, sebagai Gubernur DIY, maupun sebagai Sultan Kraton
Ngayogyakarta Hadiningrat,” kata Rektor UTAS, Dr. Michael Field AC BA (Hons)
HonLLD dalam pidato penganugerahannya.
Pada kesempatan tersebut Sri
Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Manunggaling
Kawulo Gusti: Pilar Utama Demokrasi Budaya, Keadilan Sosial, dan Toleransi
Masyarakat Indonesia.”
“Semoga gelar yang
tersandung ini mampu saya gunakan demi penegakan hukum di Indonesia, khususnya
di DIY, juga demi pengembangan kebudayaan dan peradaban yang bermartabat bagi
sebesar-besar kesejahteraan rakyat,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X menutup
pidatonya.
Gelar
kehormatan ini merupakan gelar kehormatan ketiga yang diberikan oleh UTAS kepada
akademisi asal Indonesia, setelah sebelumnya UTAS pernah memberikan gelar doctor
kehormatan kepada koesnowarson koesmariharti, BE Tas Deng di tahun 2009 dan
kepada Parapak Jonathan Limbong, BE., MEngSc, Hon DHum OBU DSc di tahun 2008.
Acara
penganugerahan berjalan sangat khidmat, dengan dihadiri oleh Pejabat Tinggi
Tasmania, civitas akademika UTAS, Konsul Jendral RI Melbourne, serta tokoh
masyarakat Tasmania. Turut hadir pula dalam acara penganugerahan tersebut Prof.
Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Rektor Universitas Gadjah Mada, Dr. Kasiyarno
Martosentono Rektor Universitas Ahmad Dahlan, George Iwan Marantika dari
Universitas Kristen Immanuel dan Dr. Bambang Supriyadi Koordinator KOPERTIS
Wilayah V.
Selain
upacara penganugerahan doktor honoris causa, pada kesempatan kunjungan kerjanya
ke Hobart, Tasmania, Sri Sultan juga melakukan pertemuan dengan Premier
Tasmania The Hon. Will Hodgman dan dengan pimpinan UTAS, serta meninjau
fasilitas penelitian dan eksperimen aquakultur Taroona Facility di Institute for Marine and Antartic Studies
(IMAS) milik UTAS.
UTAS
memiliki kerja sama dengan UGM yang telah berlangsung cukup lama dan telah
diisi dengan berbagai kegiatan. Saat ini ada dua kerja sama yang memiliki
potensi tinggi untuk dikembangkan kedepannya, yaitu kerja sama penyelenggaraan
pendidkan S2 berupa double degree
atau joint degree di bidang keperawatan
dan kelautan/perikanan, dan pembangunan marine
techno park di DIY.
Kunjungan
Sri Sultan Hamengku Buwono X ke Hobart, Tasmania, merrupakan salah satu agenda dari
lawatan kerja Sri Sultan Hamengku Buwono X ke Australia tanggal 26 September –
2 Oktober 2015. Selain ke Hobart, rombongan Sri Sultan juga melakukan kunjungan
ke Adelaide dan Melbourne.
Di
Adelaide Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan beberapa pertemuan ddengan
pejabat tinggi South Australia untuk menindaklanjuti kerja sama budaya yang
telah terjalin antara Dinas Kebudayaan DIY dengan Adelaide Festival Center,
sementara di Melbourne Sri Sultan melakukan serangkaian pertemuan guna
menindaklanjuti rencana kerja sama sister province antara DIY Victoria.
Pada
kunjungannya ke Adelaide dan Melbourne, Sri Sultan juga melakukan pertemuan
dengan beberapa universitas di kedua kota tersebut, serta menjadi key note speaker di forum bisnis yang
diselenggarakan di Adelaide dan Melbourne.